Kamis, 06 Desember 2012

Pengusaha Lobster Air Tawar

Merintis usaha memang butuh kejelian dan keberanian. Setiap ada celah dan peluang yang sekiranya bisa membawa hasil, harus segera dimanfaatkan. Contoh nyatanya ada pada diri pengusaha lobster Tarjono di Kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Ketika bisnis lobster di Tanah Air lebih didominasi jenis lobster laut, pengusaha lulusan Fakultas MIPA Universitas Indonesia ini justru menawarkan alternatif lain. Dia cenderung memilih bisnis lobster air tawar. "Lobster air tawar itu sama persis dengan di laut. Dan, itu sudah diteliti di Amerika Serikat, baik kandungan dagingnya maupun rasanya. Bedanya hanya kolesterolnya lebih rendah dan mengandung omega tiga," kilah Jhon nama panggilan bapak Tarjono sehari-hari.

Usaha yang dirintis Tarjono termasuk pilihan yang berani dan berisiko. Pasalnya, saat ini tidak banyak pengusaha yang mau terjun mengeluti lobster air tawar. Namun, pilihannya tidak salah. Dia berhasil membuktikan bahwa dalam waktu yang relatif singkat usahanya ini mampu meraup penghasilan puluhan juta rupiah setiap bulannya. 

Selain lobster air tawar memiliki keunggulan lain, rupanya Tarjono juga jeli melihat peluang pasar. Ternyata, lobster jenis ini banyak diminati sejumlah restoran sea food dan hotel di Jakarta. Harganya dia patok sebesar Rp 150 - 250 ribu per kilogram. 


Melihat pasaran lobster air tawar begitu tinggi. Pria berusia 42 tahun ini rupanya pintar juga melihat peluang untuk lebih mengembangkan usahanya. Maka, sejak satu tahun silam, Tarjono pun mulai memberanikan diri untuk membuat peternakan lobster air tawar. Tarjono mendirikan usahanya ini di atas tanah seluas 500 meter di belakang rumah tinggal di kawasan Lenteng Agung, Jakatra Selatan.


Untuk modal awal Tarjono menyediakan dana sekitar Rp 4,5 juta. Ini di antaranya biaya untuk membeli satu set bibit lobster air tawar yang terdiri atas lima betina dan tiga jantan serta berbagai kelengkapan lainnya. Dibantu istrinya, Tarjono berhasil menjalankan usahanya. Dari peternakan ini dihasilkan berbagai lobster untuk dikonsumsi. 


Dengan cara pemeliharaan yang cukup mudah, Tarjono mengaku sangat optimistis dalam menjalankan usaha ini. Pasalnya, lobster air tawar memiliki keunggulan dan potensi pasar yang cukup menjanjikan. 


Selain membudidayakan lobster, di tempat ini Tarjono juga membuka pelatihan bagi orang-orang yang berminat untuk terjun dalam usaha sejenis. Dan, sejak satu tahun terakhir ini, dia mulai lebih memfokuskan usahanya sebagai pusat pelatihan dan penjualan lobster air tawar, tidak hanya untuk pembenihan hingga pembesaran saja. 


Menurut Tarjono, latihan diadakan sekitar satu hari. Dalam latihan ini dijelaskan dari awal bagaimana cara membuat kolam, mengolah air, pembenihan hingga pengemasan. Misalnya saja untuk pembenihan. Menurunya lagi, semua orang bisa memanfaatkan tempat yang terbatas seperti aquarium. Dengan tempat ini bisa dibenihkan lobster dengan ukuran dua inci hingga lima sentimeter selama dua bulan. 


"Itu yang kita sebut anak-anakan. Lobster kecil itu kita lempar ke orang lain untuk pembesaran. Pembesaran dengan ukuran tertentu berlangsung kira-kira enam bulan. Jadi total umur lobster delapan bulan. Beratnya kira-kira satu hingga dua ons per ekor," kata Tarjono 

Meski sudah menghasilkan uang hingga jutaan rupiah, namun Tarjono menganggap usahanya ini belum sebesar yang diharapkan. Tarjono menganggap semua itu masih dalam proses merintis. Karena itulah, dalam waktu dekat, Tarjono akan kembali ke kampus dan bekerja sama Fakultas MIPA Universitas Indonesia untuk menggarap bisnis ini. "Lahan dan kolam serta laboratorium sudah disediakan seluas 7.2 hektar. Sekarang ini paling hanya beberapa tempat saja yang kita kirim. Kalau ada restoran yang menambah pesanan, kita pasti kekurangan barang (lobster)," kata Tarjono 

Tarjono juga berkeinginan akan banyak masyarakat yang tergerak untuk menjalankan bisnis budi daya lobster air tawar dengan serius. Sebab, bukan tidak mungkin akan ada setiap lulusan Fakultas Perikanan atau lulusan Perguruan Tinggi yang juga bisa meraih kesuksesan seperti yang telah dirasakan Tarjono, apalagi peluang kerja saat ini sangat terbatas dan persaingan yang sangat ketat. 


Sumber : hootcup.com

1 komentar: