Kamis, 03 Januari 2013

Bermula Kantin Kini Catering Pernikahan


Untuk membuat sebuah usaha makanan yang dimulai dari nol menjadi sebuah usaha yang sukses, sungguh tidak mudah. Butuh perjuangan panjang selama bertahuntahun. Dan, yang terutama adalah ketekunan dan keseriusan.

Catering Ibu mungkin merupakan salah satu contoh sukses usaha dalam bidang makanan (kuliner), karena segalanya benar-benar dimulai dari nol! Catering yang beralamat di Jl. Rungkut Harapan J-36, Surabaya ini dari luar sekilas tampak seperti catering biasa saja. Namun siapa sangka bahwa catering yang telah dimulai sejak 1990 ini telah melayani jangkauan wilayah hampir se-Jawa Timur.

“Kami pernah melayani pemesanan hingga ke daerah Pamekasan-Madura, Madiun, Kediri, dan wilayah Surabaya sekitarnya,” ujar Tisnowati yang menjadi pemilik sekaligus pengelola Catering Ibu.

Contoh lainnya karya dekorasi Catering Ibu. (CATERINGIBU.COM)
Pada awalnya, usaha catering ini dimulai dari usaha kantin di salah satu BUMN di Surabaya. “Awalnya yang memulai adalah ibu saya. Kemudian usaha beliau ini diturunkan kepada saya, dan saya terus berpikir bagaimana cara untuk membesarkan usaha ini. Akhirnya pada 2003 saya banting setir dari kantin ke catering untuk resepsi pernikahan,” urai Tisnowati.

Untuk semakin memperlebar jangkauan pasarnya, perempuan kelahiran Surabaya 54 tahun yang lalu itu, mulai mempelajari berbagai jenis masakan. Selain masakan Indonesia yang diturunkan dari sang ibu, dia juga mempelajari berbagai masakan mancanegara mulai dari Eropa, Tionghoa, Jepang, Arab, dsb. “Saya sempat mengikuti kursus masak, selain itu saya juga banyak belajar dari koki-koki restoran. Jadi kita saling bertukar ilmu,” ujarnya.

Namun yang paling banyak dipesan dari Catering Ibu masih tetap masakan Indonesianya. “Yang paling banyak dipesan ya masakan Indonesia, seperti asem-asem iga, sayur asem, ayam goreng kremes, dsb.”
Ibu dari 3 anak ini kini secara perlahan mulai menyerahkan tanggung jawab pengelolaan catering kepada ketiga anaknya. “Ketiga anak saya bagi tugas, ada yang di bagian pemasaran, ada yang di bagian produksi, dan yang terakhir di bagian desain dekorasi. Jadi kini sudah menjadi bisnis keluarga.” Selain ketiga anaknya, seluruh pegawai Catering Ibu berjumlah 32 orang. “Tetapi kebanyakan freelance, karena untuk bagian waitress biasanya kita cari secara cepat dan yang siap pakai.”

Menu asem-asem iga dari Catering Ibu. (CATERINGIBU.COM)
Ketika ditanya mengenai resep suksesnya, Tisnowati mengatakan bahwa dirinya berusaha selalu menerima semua pesanan yang datang. “Kita tidak pernah menolak pesanan-pesanan yang datang. Biarpun itu sedikit atau murah sekalipun, akan tetap kita layani. Tentunya kita juga harus memperhatikan aspek kepuasan pelanggan. Karena kalau mereka puas, secara tidak langsung mereka pasti akan mempromosikan kita kepada keluarga maupun kerabat mereka.”

Mengenai persaingan dengan catering lain, menurut Tisnowati, selama ini masih dalam tahap yang wajar. “Karena kita juga tergabung di APJI (Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia), jadi selama ini kita baik-baik saja, tidak ada niat untuk saling menjatuhkan satu sama lain. Karena rejeki juga semua Yang di Atas yang mengatur,” tutur Tisnowati mengakhiri.

Sumber : indonesiaentrepreneuracademy.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar