Ungkapan sederhana ini
namun bermakna sangat luas sebenarnya gambaran prinsip mereka berdagang
di Indonesia sampai merembes ke kancah Internasional. Ungkapan ini
menjadi modal dasar yang sangat kuat bagi Liem Sioe Liong ketika pertama
kali datang ke Indonesia dari Fukkien, di bilangan selatan negara
Tiongkok. Om Liem hanya membawa pakaian yang melekat saja. Tapi kini ia
berhasil jadi konglomerat terkemuka di kawasan Asia. Selain itu, ia juga
di kenal punya hubungan dekat dengan kekuasaan di Indonesia.
Ada kisah yang menarik
ketika Om Liem berhasil di wawancarai oleh wartawan terkait
kesuksesannya, bagaimana Om Liem cerita ketika mengawali bisnis di
Indonesia hingga sukses seperti sekarang ini ?” Dulu ketika Om Liem
belum punya apa-apa, dia coba memulai bekerja dulu pada orang, sehingga
dari upah yang di terimanya, Om Liem membelikan dua ekor bebek. Om Liem
mengatakan bebek-bebek tersebut dia pelihara lantas beranak-pinak.
Sebagian telurnya saya jual, sebagian saya tetaskan jadi bebek sehingga
bebek saya bertambah banyak,” kata Om Liem.
Selanjutnya merasa sudah berhasil
dengan bebeknya dan di dukung oleh kesabarannya dan sikap telaten yang
luar biasa, Om Liem terus beralih dari usaha binatang yang satu ke
binatang yang lain, Om Liem berpikir bisnis ini dapat mempunyai nilai
ekonomis yang tinggi. Tapi apakah hanya sekedar itu hingga Om Liem bisa
menjadi seorang Konglomerat, pasti ada sesuatu yang di rahasiakannya.
Rasa penasaran ini ternyata
terjawab sudah, ketika di tanya lagi oleh wartawan terkait cerita
evolusi usaha Om Liem hingga sukses ? Om Liem akhirnya melanjutkan
ceritanya, setelah sukses memelihara bebek, babi, kambing, sapi,
akhirnya Om Liem memutuskan untuk memelihara babe, nah memelihara babe
ini lah yang akhirnya menjadi kiat sukses yang paling jitu hingga
mengantarnya menjadi orang paling kaya di Indonesia bahkan dunia.
Itu lah sedikit rahasia mengapa Om
Liem Bisa menjadi Konglomerat Indonesia bahkan bisa menjadi Konglomerat
Dunia. Sayangnya Om Liem ini sekarang sudah tidak tinggal di Indonesia
lagi. Wah habis manis sepah di buang dong Om Liem ?
Sumber : sosok.kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar