Di industri minuman, nama PT Ultra Jaya (UJ) cukup tersohor. Maklum,
selain sudah puluhan tahun malang melintang di bisnis ini, UJ juga
dikenal sebagai pionir minuman dalam kemasan tetrapak. Apalagi,
produk-produknya terbilang populer, mulai dari teh kotak, susu cair
dalam kemasan, hingga minuman rasa buah Buavita. Namun agaknya, hanya
sedikit yang tahu mekarnya bisnis UJ dalam beberapa tahun terakhir tak
lepas dari sentuhan Samudera Prawirawidjaja, tokoh muda yang menjabat
sebagai Direktur Pemasaran di perusahaan asal Bandung itu.
Samudera, seperti halnya ayahnya, Sabana Prawirawidjaja, bersikap low
profile, bahkan terkesan amat merendah. Padahal bila melihat kiprahnya,
tak perlu diragukan. Pria bertubuh ramping ini sejak awal memang aktif
terlibat dalam pengelolaan bisnis UJ -- tak semua putra Sabana terlibat
dalam manajemen UJ. Sebagai putra tertua dari empat bersaudara, Samudera
bahkan bisa disebut sebagai putra mahkota perusahaan yang telah go
public di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya itu.
Samudera
mulai aktif melibatkan diri di UJ setelah kepulangannya dari kuliah di
Universitas Southern California, Amerika Serikat. "Tepatnya sejak tahun
1989," tuturnya di sela-sela sebuah acara di Hotel Sangri-La Jakarta
beberapa waktu lalu. Di UJ, selama ini tugas Samudera lebih banyak
terkait dengan dunia pemasaran. Ia bertanggung jawab penuh terhadap
kinerja penjualan perusahaan ini. Praktis, urusan promosi, distribusi
dan strategi memenangi persaingan merupakan pekerjaan sehari-hari pria
yang lebih sering berpakaian kasual ini. "Saya lihat orangnya memang
brilian, pinter, meskipun masih muda. Saya banyak tahu dari anak
buahnya," komentar Yahya B. Sunaryo, Direktur Direxion Consulting, yang
juga berbasis di Bandung.
Sebetulnya kiprah Samudera tak hanya di
bidang pemasaran. "Saya juga bertanggung jawab untuk pengembangan TI,"
tutur pria yang suka membaur dengan karyawannya ini. Tak salah, Samudera
termasuk pengusaha yang amat perhatian pada urusan TI. Buktinya, UJ
tahun lalu telah menyelesaikan implementasi sistem ERP dari Oracle.
Tentunya, ini sebuah prestasi mengingat belum banyak perusahaan
manufaktur consumer goods di Indonesia yang telah mengimplementasi
sistem secanggih itu. Bahkan tak hanya dari sisi TI, tetapi juga
teknologi produksi. Akhir tahun lalu UJ baru saja menginstalasi pabrik
baru yang semua bekerja dengan sistem robotik. "Di Indonesia baru Ultra
Jaya yang menerapkan teknologi robotik dan di Asia hanya satu-dua
perusahaan," Samudera menambahkan.
Ke depan, nampaknya Samudera
masih akan terus bergulat dengan dunia pemasaran. "Masih banyak yang
bisa dilakukan dan perlu dikembangkan," tutur pria yang belum genap
berusia 40 tahun ini. Salah satu yang menarik perhatiannya ialah
menggenjot pemasaran susu cair putih dalam kemasan. Kini, pihaknya
tengah serius menggenjot pemasaran produk ini dengan melakukan kampanye
secara terintegrasi di semua media, baik above the line maupun below the
line.
"Indonesia adalah pasar yang bersifat anomali. Hampir di
semua negara, termasuk negara maju, konsumsi susu cair jauh lebih besar
dari susu bubuk,� tuturnya. “Tapi di Indonesia kebalikannya. Dari
konsumsi susu 345 juta liter per tahun, 82,1% merupakan susu bubuk,
sedangkan susu cair baru 17%." Samudera juga mengungkapkan susu cair
putih produksi UJ telah diekspor ke AS, Australia, Jepang dan Singapura.
Tentu, waktu jugalah yang bakal membuktikan sejauhmana Samudera sukses
menggenjot penjualan susu cair itu.
Selama ini, sekitar 60%
penjualan tahunan UJ disumbang oleh produk-produk minuman berbasis susu,
dan sisanya dari minuman rasa buah, teh, dan lain-lain. Waktu pula yang
akan membuktikan, seberapa besar keteguhan Samudera menghadapi rayuan
dari perusahaan multinasional macam Coca-Cola Company dan Unilever yang
biasanya berminat meminang perusahaan semenarik UJ.
Sumber : kisah-kiat-sukses-bisnis.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar