Rabu, 12 September 2012

Berawal dengan sampah menjadi pengusaha

Cerita sukses Puji alias Suwaji sebagai juragan sampah di Bantar Gebang yang telah merubah hidupnya dari miskin papa menjadi sosok yang kaya raya pada bagian pertama serial jurnalistik ini, mungkin bisa menggugah semangat pemulung-pemulung lain untuk lebih bekerja keras. Apa yang dialami para pemulung miskin yang banyak bertebaran di Jabodetabek, juga pernah dialami sang miliarder ini. Bagaimana susah dan menderitanya Puji saat itu. Tak jarang, melewati malam-malam dengan menahan perut lapar.

Sebelas tahun yang lalu, Puji “hanya” seorang pemulung di daerah Cakung Jakarta Timur. Setiap hari menyelusuri jalan mencari benda-benda bekas yang bisa dijual ke lapak-lapak limbah. Dengan pakaian compang-camping, Puji kerap dicurigai orang, apalagi jika dia beroperasi menjelang Subuh. Disangka mengambil barang orang sehingga berurusan dengan pihak berwajib menjadi pengalaman hidupnya yang tak terlupakan.

Saat itu, hasil memulung hanya bisa untuk buat makan. Itu pun katanya, kurang. Bertahun-tahun Puji hanya mampu menyediakan uang Rp2.500 untuk makannya per-minggu. “Sakit dan menderita sekali, hampir-hampir saya putus asa,” kenangnya.

Sepuluh tahun menjalani kehidupan suram, Puji mencoba untuk bangkit. Saat itu, katanya, sebenarnya dia sudah tak mampu hidup di Jakarta. Tapi mau pulang kampung, malu, tidak bisa membawa apa-apa. Puji pun mencari alternatif lain, pindah ke pinggiran kota, tepatnya di kampung Ciketing Bantar Gebang Bekasi. Waktu itu dia sama sekali tidak tahu kalau di dekat rumah yang baru dikontraknya ada tempat pembuangan sampah dari Jakarta. “Mungkin udah jodoh saya sebagai pemulung, he..he..”

Ibarat pucuk dicita ulam pun tiba, Puji langsung meneruskan karirnya sebagai pemulung. Di lokasi yang baru ini, dia mendapatkan limbah yang jauh lebih banyak ketimbang masih beroperasi di Jakarta. Puji pun semakin rajin mengais rejeki di atas tumpukan sampah yang menggunung. Tengah malam, Subuh hingga siang dan Maghrib, Puji bekerja tanpa kenal lelah mengumpulkan barang-barang bekas di antara sampah-sampah yang membusuk dengan aroma yang sangat bau dan menyengat.

Bersama isteri tercinta yang baru dinikahinya, Sulastri, mereka sama-sama berjuang untuk mendapatkan sampah di tengah persaingan yang seringkali tidak sehat diantara sesama pemulung yang mulai berdatangan dan membuat lapak tidak jauh dari lokasi pembuangan sampah. Hasil dari penjualan barang-barang limbah itu dia kumpulkan sedikit demi sedikit, dan akhirnya bisa buat modal untuk membeli barang-barang sejenis dari rekan-rekannya sesama pemulung.

Sekarang, setelah 11 tahun menekuni limbah asal Bantar Gebang, kehidupan Puji berubah drastis. Dia termasuk orang yang terkaya dan sukses di kampung Ciketing Bantar Gebang Bekasi, sekitar wilayah tempat pembuangan sambah Bantar Gebang.

Mampu menggaji sopir per hari Rp 50.000 dan 18 karyawan yang rata-rata mendapat gaji antara Rp 25.000 hingga Rp 50.000 per-hari, sedikitnya Puji mengeluarkan uang 500 ribu setiap hari operasional rutin, dan Rp100 juta per-minggu untuk beli barang.

Pria yang hobi main catur dan biliar ini mengaku, merasa bermimpi dengan apa yang diperolehnya saat ini. Di kampung, dia membeli tanah dan mendirikan rumah bak istana untuk ibunya. Puji kini sedang mempersiapkan masa depan dua anaknya: Sri Puji Lestari yang sekolah di SMA Teratai Putih dan si bontot Oktavia. Kata Puji, anak sulungnya itu bercita-cita ingin menjadi dokter. Makanya dia sudah mempersiapkan sang putri untuk bisa masuk ke fakultas kedokteran. “Berapa pun biayanya akan saya sanggupi,” tegasnya.
“Saya nggak mau anak-anak saya jadi orang bodoh seperti bapaknya. Terus terang, sampai saat ini pun mereka tidak tahu latar belakang saya yang pernah sepuluh tahun menjadi pemulung yang makan Rp2.500 per minggu. Mungkin mereka akan tahu setelah membacanya di koran ini,” ujar Puji.

Sumber :  http://indocashregister.com

3 komentar:

  1. Inspirasi sekali, untuk sukses harus bekerja keras, tidak ada sukses yang instant...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul euy Mas Romy. Hanya "orang pilihan "yang bisa sukses.

      Hapus
  2. Assalamualaikum wrb salam persaudaraan,perkenalkan saya Sri Wulandari asal jambi,maaf sebelumnya saya hanya mau berbagi pengalaman kepada saudara(i) yang sedang dalam masalah apapun,sebelumnya saya mau bercerita sedikit tentang masalah saya,dulu saya hanya penjual campuran yang bermodalkan hutang di Bank BRI,saya seorang janda dua anak penghasilan hanya bisa dipakai untuk makan anak saya putus sekolah dikarenakan tidk ada biaya,saya sempat stres dan putus asa menjalani hidup tapi tiap kali saya lihat anak saya,saya selalu semangat.saya tidak lupa berdoa dan minta petunjuk kepada yang maha kuasa,tampa sengaja saya buka internet dan tidak sengaja saya mendapat nomor tlpon Aki Sulaiman,awalnya saya Cuma iseng2 menghubungi Aki saya dikasi solusi tapi awalnya saya sangat ragu tapi saya coba jalani apa yang beliau katakan dengan bermodalkan bismillah saya ikut saran Aki Sulaiman saya di ritualkan dana gaib selama 3 malam ritual,setelah rituialnya selesai,subahanallah dana sebesar 2M ada di dalam rekening saya.alhamdulillah sekarang saya bersyukur hutang di Bank lunas dan saya punya toko elektronik yang bisa dibilang besar dan anak saya juga lanjut sekolah,sumpah demi Allah ini nyata tampa karangan apapun,bagi teman2 yang mau berhubungan dengan Aki Sulaiman silahkan hub 085216479327 insya Allah beliau akan berikan solusi apapun masalah anda mudah2han pengalaman saya bisa menginspirasi kalian semua,Assalamualaikum wrb.JIKA BERMINAT SILAHKAN HUB AKI SULAIMAN 085-216-479-327,TAMPA TUMBAL,TIDAK ADA RESIKO APAPUN(AMAN) .

    BalasHapus