Hobi makan tak selalu jelek. Buktinya, dari hobi makan ini, Andrew
Santoso menjadi wirausaha muda yang sukses di bisnis restoran. Kini,
Andrew memiliki dan mengelola resto Mangkok Putih (6 cabang) dan
boutique food court di Senayan City bernama Urban Kitchen. Urban Kitchen
didesain dengan melibatkan 12 gerai resto terkemuka yang tergabung di
dalamnya.
Kiprah Andrew di bisnis resto tak lepas dari masa
lalunya ketika kuliah di Jurusan Pemasaran Bentley College, Boston,
Massachussets, Amerika Serikat. Di sana ia yang gemar makan kerap
mengunjungi China town untuk menikmati berbagai menu, khususnya mi.
Segala macam bakmi dari Asia, termasuk bakmi Vietnam dan Thailand,
disantapnya. Setelah kembali ke Indonesia, ia melihat bakmi hampir
seragam. Maka, ia kembangkan resto Mangkok Putih yang konsepnya
menyediakan bakmi dari berbagai negara, terutama Asia. “Yang kami
tonjolkan dalam branding bukan bakminya, tapi Mangkok Putih, agar tidak
head-to-head dengan merek-merek bakmi lain,” Andrew menjelaskan kiatnya.
Resto
Mangkok Putih pertama dibuka di daerah Mendawai, Kebayoran, dengan luas
70 m2. Desain interior Mangkok Putih menganut jenis noddle bar. Ada
beberapa bar dalam satu resto yang masing-masing pemasaknya berbeda. Ada
bar untuk bakmi goreng, rebus, kukus, dan lain-lain. “Resep pengolahan
kebanyakan dari ibu saya. Idenya kami ambil dari buku-buku resep, lalu
kami olah agar pas dengan lidah orang Indonesia” kata Andrew seraya
menjelaskan, ibunya jago masak. Jenis bakmi yang terkenal di Mangkok
Putih antara lain bakmi bebek panggang, bakmi telur, bakmi Thailand,
kwetiau, bakmi ijo, dan udon. Selain itu, juga ada menu yang lebih umum,
seperti nasi goreng.
Diakui Andrew yang pernah menjadi pramusaji
di Boston, Mangkok Putih tak direncanakan berekspansi terlalu kencang
dengan pola waralaba karena awalnya memang merupakan bisnis keluarga.
Manajemen ditangani Andrew dan adiknya, Anita Santoso. Modal awal
Mangkok Putih sepenuhnya dari orang tuanya, sebesar Rp 50 juta untuk
gerai pertama pada 2001. Kemudian tiap tahun rata-rata menambah satu
gerai baru – lebih luas dan investasinya lebih banyak, Rp 200
juta/gerai. Kini Andrew mengelola 6 cabang Mangkok Putih yang semuanya
berlokasi di Jakarta.
Setelah merasa mantap berbisnis resto,
Andrew tertarik mengembangkan konsep resto baru hingga kemudian lahirlah
Urban Kitchen (UK) di Senayan City lantai 5. Sebelumnya ia melihat,
pilihan resto di Jakarta banyak, tapi kadang membingungkan para penikmat
untuk memilihnya. “Dengan Urban Kitchen, semua pilihan menjadi jelas
karena tiap pengunjung bisa memilih langsung hidangan yang hendak mereka
santap,” ujarnya bernada promosi.
Berbeda dari Mangkok Putih
yang dimiliki penuh keluarganya, UK didirikan 8 investor, termasuk
Andrew. Tujuh investor lainnya merupakan kolega Andrew. UK berkonsep
boutique food court. Pihaknya menyewa area seluas 1.500 m2, lalu
ditawarkan ke kalangan pemilik resto untuk buka gerai bersama-sama di
dalamnya. Andrew mengklaim UK merupakan satu-satunya di Indonesia. UK
menawarkan berbagai makanan dengan harga bervariasi, Rp 20-90 ribu.
Desain
interior UK terbagi dalam empat konsep, yaitu ethnic Asian, modern
European, indoor terrace dengan lokasi outdoor, dan library café dengan
sofa dan kursi yang cozy serta atmosfer yang nyaman. Sebenarnya, ide
membangun UK sudah ada tiga tahun silam, tapi kesiapan konsep, lokasi
dan mental memang baru datang belakangan. “Kami harus cari tempat yang
tidak hanya luas, tapi pengelola malnya harus satu visi,” ujar Andrew
yang melihat Senayan City cocok dengan target pasar UK. “Kami menyewa
dalam durasi lima tahun, dengan harga sewa Rp 600 ribu/m2/bulan.”
Untuk
pengisi tempat (tenant), pihaknya mencari yang punya ciri khas sehingga
bisa mewakili masakan asal negara tertentu. “Saya cobain resto satu per
satu, mana yang kira-kira bisa cocok dengan daerah Senayan City, lalu
kami datangi satu per satu dan kami tawarkan konsepnya,” kata Andrew.
Menurutnya, para tenant tak perlu modal besar. Istilahnya, tinggal bawa
alat dapur saja. Bentuk kerja sama dengan tenant adalah kontrak sewa
tempat selama lima tahun plus bagi hasil. Masing-masing tenant diberi
tempat dengan luas sama, 30 m2.
Kini, berkapasitas 450 tempat
duduk, UK menampung 12 gerai resto terkemuka yang menawarkan beragam
masakan. Mulai dari masakan Indonesia (Nasi Liwet Keprabon, Mangkok
Putih, Woku-Woku dan Savoy), masakan Cina (My Kitchen), masakan Barat
(Hot Pepper), masakan Italia (La Scala), masakan Malaysia (Little
Penang), masakan Thailand (Sup-Sip), masakan Korea (Kung), sampai
masakan Jepang (Sushi Groove). Selain itu, ada tiga bar di dalam UK,
yaitu beverage bar, chocolate bar (Chocolate) dan coffe bar
(Brew&Co). Masing-masing gerai di UK berkonsep open kitchen yang
memungkinkan pengunjung melihat langsung proses pengerjaan makanan yang
dipesan.
Linda Krisno, pemilik resto Hot Pepper -- salah satu
tenant UK -- mengaku dari awal langsung tertarik melihat rencana Andrew
dkk. membuat UK. “Saya yakin akan berhasil,” kata Linda yang juga
pemegang waralaba resto Chillie's dari AS. Dalam tiga bulan ini, ia
cukup puas dengan kinerja gerai Hot Peppernya. Jangan heran, ia
berencana menambah gerai lagi kalau UK buka cabang baru.
Hal
senada dikemukakan Theo Widjaja, salah satu pemilik Sushi Groove yang
membuka gerai ke-6 di UK. Berhubung sudah mengenal Andrew dkk., Theo pun
bersedia ketika ditawari bergabung di UK. “Secara konsep dan prospek
kami melihatnya cukup bagus. Konsepnya baru di Indonesia,” ungkap
wirausaha resto yang sukses itu.
Andrew yakin, UK akan terus
berkembang. Kini pengunjung UK saat hari kerja rata-rata 700 orang/hari
dan 1.000-1.200 orang saat akhir pekan. Kebanyakan pengunjungnya
kalangan profesional muda saat hari kerja, dan pada waktu akhir pekan
kebanyakan keluarga. Ia menargetkan per hari UK dikunjungi 1.500 orang
dan mencapai breakeven point dalam tiga tahun. Untuk itu, pihaknya terus
menggenjot langkah pemasaran, di antaranya melakukan cobranding dengan
penerbit kartu kredit (Citibank dan Bank Mandiri), membuat program acara
untuk komunitas ibu-ibu arisan, dan mengadakan gathering. Tentunya,
juga terus mengandalkan promosi word of mouth dari jaringan kawan dan
mitra bisnisnya. Ke depan, UK mencoba merambah mal-mal lain di Jakarta,
dengan harapan tiap tahun tambah satu lokasi.
Sumber : kisah-kiat-sukses-bisnis.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar